Strategi Dakwah
Rasulullah menyembunyikan dakwahnya selama 3 sampai 4 tahun untuk menghindari ancaman kafir Quraisy. Pada tahapan dakwah ini, ada beberapa pembesar Quraisy yang masuk Islam. Mereka mempunyai kemuliaan kedudukan dan kepemimpinan. Hal ini menyebabkan nama Islam menjadi sebutan di Makkah dan menjadi perbincangan.
Pada tahap selanjutnya, Rasulullah berdakwah secara terang-terangan (jahriyah) setelah Allah menurunkan firman-Nya surat al-Hijr: 94, asy-Syura: 214-215, dan al-Hijr: 89.
Rasulullah mengumpulkan keluarga dari Bani Abdul Muthalib di bukit Shafa. Awalnya kaum Quraisy terdiam. Mereka menyaksikan orang yang sudah teruji kejujurannya. Akal cerdas dan bersih membimbing mereka untuk mempercayai pembawa berita yang terpercaya. Akan tetapi Abu Lahab berkata, “Celakalah engkau! Apakah engkau mengajak kami hanya untuk ini?”
***
Dakwah itu mengajak orang melakukan perintah dan menjauhi larangan. Oleh karena itu dakwah perlu strategi dan tidak asal-asalan.
Kehidupan gurun yang menumbuhkan perasaan kesukuanyang akan melindungi keluarga dan warganya. Suku merupakan satu kesatuan yang mengikat warganya dengan ikatan darah (keturunan) atau ikatan kesukuan. Sukulah yang berkewajiban melindungi warganya. (A. Syalabi; Sejarah dan Kebudayaan Islam)
Pemilihan keluarga sebagai sasaran dakwah secara terang-terangan ini merupakan strategi yang tepat. Karena mereka akan melindungi anggota keluarganya meskipun berbeda keyakinan (seperti yang dilakukan Abu Thalib). Sayangnya Abu Lahab (anggota keluarga besar Nabi Muhammad) melawan dan menghasut keluarganya untuk menentang Muhammad dalam menyebarkan Islam.
Strategi dakwah mempunyai keterkaitan yang kuat dengan tujuan dakwah. (gusWAH)