Sabar dan Lapang Dada
Dalam sejarah, tahun 10 kenabian dikenal dengan sebutan ‘amul huzni atau tahun duka cita. Dimana orang-orang yang dicintai meninggalkannya.
Dengan kejadian dua peristiwa sedih tersebut, membuat Nabi Muhammad berduka. Belum lagi, ancaman dan bahaya yang datang dari kafir Quraisy yang semakin berani terang-terangan menyiksanya.
Kegelisahan semakin bertambah. Sampai beliau berputus asa mendakwahi kaum Quraisy. Akhirnya beliau memutuskan untuk berdakwah ke Thoif. Dengan harapan penduduk Thoif akan menerima dakwah atau setidaknya menolong dan melindunginya, karena di sana terdapat orang-orang yang menyusui dan pernah mengasuhnya.Tapi penduduk Thoif malah menyiksa Rasulullah dengan siksaan yang tidak pernah dilakukan oleh kafir Quraisy.
Lalu Allah mengutus malaikat penjaga gunung. Ia meminta izin kepada Rasulullah untuk membalikkan gunung dan ditimpakan kepada mereka. Namun Rasulullah berkata, “Aku bahkan berharap agar dari keturunan mereka lahir orang-orang yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukannya. (Sirah Ibnu Katsir II)
***
Dakwah yang benar, pasti akan ada orang yang menghalangi dan membantahnya. Dan wajib bagi seorang dai untuk bersabar dan berlapang dada. Allah berfirman, “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS al-Furqon: 31)
Banyak orang yang menyakiti Rasulullah. Namun, beliau tetap berbuat baik, bahkan mendoakannya. Seandainya beliau mau membalas, malaikat akan membalaskan dengan membumi-hanguskan mereka.
Berbuat baiklah kepada orang yang melalukan kejelekan. (gusWAH)