Muhammad mengasingkan diri di Gua Hira untuk beribadah beberapa malam dan berdoa, menurut cara agama Ibrahim yang lurus dan kembali kepada Allah. Hingga suatu ketika, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama sebagai pertanda kenabian (QS al-‘Alaq ayat 1 sampai 5). Menurut Ibnu Katsir, saat itu adalah tanggal 17 Ramadhan.
Setelah menerima wahyu tersebut, beliau pulang ke rumah Khadijah lalu berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku!” Khadijah menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi Muhammad kepada Khadijah (setelah dikabarkan semua kajadian yang dialaminya itu), “Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa).” Khadijah menjawab, “Jangan takut, demi Allah, tuhan tidak akan membinasakan kamu. Kamu selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran. (Hadits ‘Aisyah dalam Fathul Bari, Kitab Bad’il Wahyi)
***
Menjadi istri terbaik merupakan idaman setiap wanita. Dan suami mana yang tidak bangga memiliki istri idaman seperti Khadijah. Khadijah adalah lambang ketulusan dan tempat menemukan ketentraman dan kedamaian dari segala kegelisahan.
Dia-lah sosok perempuan yang dipilih oleh Allah untuk menjalankan peran mulia. Maka pantaslah dia termasuk wanita ahli surga. Nabi Muhammad bersabda, “Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata, tidak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
Sifat teladan apa saja yang sudah kita contoh dari Khadijah? (gusWAH)