Rasulullah adalah suami yang baik bagi istri-isrinya. Beliau sangat menghormati perasaan istrinya, tidak pernah menyakiti hatinya, termasuk dalam hal masakan yang dibuat oleh istrinya.
Sahabat Jabir menceritakan, “Nabi Muhammad meminta kepada istrinya lauk. Lalu istrinya menjawab, “Kami tidak mempunyai lauk kecuali cuka”. Kemudian beliau memintanya dan memakannya (bersama roti) dan bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka”. (HR Muslim)
***
CUKA, sempat dipuji oleh Rasulullan di depan istrinya. Lantas apakah kita akan mencela masakan istri kita yang kurang asin atau keasinan, dan lain sebagainya?
Mencela makanan berarti tidak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita berupa makanan. Pencela makanan adalah orang yang sombong, kata Imam Nawawi dalam Riyadhush Sholihin. Selain itu, ada hati dan perasaan yang tersakiti ketika masakannya dicela.
Marilah kita aplikasikan sikap Rasulullah ini dalam kehidupan sehari-hari. (gusWAH)