Tangis bayi yang baru lahir terdengar dari sebuah rumah di kampung Bani Hasyim. Bayi itu lahir dari rahim Aminah. Ia tersenyum lega, tetapi seketika ia teringat mendiang suaminya yang telah meninggal enam bulan sebelumnya.
Aminah hidup miskin. Sementara sudah menjadi kebiasaan Bangsa Arab waktu itu adalah bayi yang baru dilahirkan akan disusukan kepada wanita lain. Wanita yang dipilih biasanya adalah wanita desa.
Hal tersebut karena udara pedesaan masih segar dan bersih, serta sikap orang-orang desa yang masih murni dan sederhana. Disamping itu bahasa desa juga masih murni dan fasih.
Nabi Muhammad pernah bersabda kepada para sahabatnya, “Aku lebih arab daripada kalian. Aku berasal dari suku Quraisy dan aku disusukan di Bani Sa’ad bin Bakar.”
***
Sebagian umat Islam kurang perhatian dengan Bahasa Arab. Padahal Bahasa Arab adalah bahasa al-Quran dan Hadits. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya: ”Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS Yusuf: 2)
Ibnu Katsir menjelaskan ketika menafsirkan ayat terebut di atas, Bahasa Arab adalah bahasa yang palling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena dan cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (al-Quran) diturunkan kepada manusia yang paling mulia (Nabi Muhammad) dengan bahasa yang paling mulia (Bahasa Arab) melalui malaikat yang paling mulia (Jibril) diturunkan diatas muka bumi yang paling mulia (Arab) dan awal diturunkannya pada bulan yang paling mulia (Ramadhan).
Untuk itu, tidak perlu diragukan lagi, sudah seharusnya kita tidak memandang remeh Bahasa Arab, dengan cara mencintainya dan berusaha untuk menguasainya. Selain itu belajar Bahasa Arab juga merupakan sarana untuk lebih memahami agama. (gusWAH)