Rindu al-Quran
Setelah malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama surat al-‘Alaq ayat 1 sampai 5 pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M, dia tidak datang lagi menemui Nabi Muhammad untuk beberapa hari. Nabi Muhammad sendiri menanti kedatangannya. Dan beliau pergi ke gua Hira seperti biasanya.
Hingga pada suatu hari, terdengarlah oleh Nabi Muhammad suara dari langit. Beliau-pun mengangkat kepalanya ke atas, dan terlihatlah oleh beliau malaikat Jibril. Lalu beliau pulang ke rumah dalam keadaan takut, beliau berkata, “Selimutilah aku! Selimutilah aku!”. Maka beliau diselimuti oleh Khadijah. Dan dalam kondisi demikian datanglah Jibril menyampaikan wahyu surat al-Muddatstsir ayat 1 sampai 7.
***
al-Quran turun di negeri Arab yang saat itu sangat menghargai sastra. al-Quran dengan gaya bahasa yang tinggi yang tidak mampu ditandingi oleh siapapun. Hal ini diakui oleh para penyair Arab.
Utbah bin Robi’ah ketika diperdengarkan surat Fushilat ayat 1 sampai 5 berkata, “Aku telah mendengar suatu perkataan yang demi Allah belum pernah sama sekali aku dengar semisalnya. Demi Allah, ini bukan syair, bukan sihir, dan bukan tenung. Bahkan tiga elite Quraisy (Abu Jahal, Abu Sufyan, dan al-Akhnas) kerap kali menyelinap ke rumah Nabi Muhammad untuk mendengarkan bacaan al-Quran.
Kalimat al-Quran sangatlah indah. Siapapun yang mengerti Bahasa Arab akan terpukau dengan keindahan susunan kalimatnya dan akan merindukannya. Untuk itu, bacalah! (gusWAH)