Pemimpi
Setelah Rasulullah mengetahui jumlah pasukan Quraisy dalam perang Badar (1.000 orang lebih), beliau bersabda, “Ini adalah Makkah yang telah menyerahkan sebagian jantungnya kepada kita.” (Ditakhrij oleh Muslim dan Ahmad)
Ada lagi kisah menarik lainnya. Ketika perang Khondaq, saat Rasulullah dan sahabatnya menggali parit (usulan Salman al-Farisi) di sebelah barat kota Madinah. Rasulullah membagi tugas menggali parit kepada sahabatnya. Setiap 10 orang menggali 40 hasta. Panjang parit mencapai 5.000 hasta dengan kedalaman 7 sampai 10 hasta dan lebar lebih dari 9 hasta.
Ketika menggali parit, kaum muslimin menemukan sebuah batu besar. Cangkul-cangkul para sahabat tidak mampu mengambilnya. Hal tersebut dilaporkan kepada Rasulullah. Ketika beliau melihat batu itu, beliau lantas mengambil cangkul, lalu berkata, “Bismillah” dan memukulkan cangkul itu satu kali. Batu itu pecah sepertiga bagian dan beliau berkata, “Allahu akbar, aku diberi kunci-kunci negeri Syam.” Lalu beliau kembali memecah sepertiga batu itu dan beliau berkata, “Allahu akbar, aku diberi kunci-kunci negeri Persia. Demi Allah, aku benar-benar menyaksikan istana-istana negeri Madain yang berwarna putih.” Kemudian beliau memukul batu sisanya dan berkata, “Allahu akbar, aku diberi kunci-kunci Negeri Yaman. Demi Allah, aku benar-benar menyaksikan pintu-pintu gerbang kota Shana’a dari tempatku saat ini.” (HR Baihaqi)
***
Islam menganjurkan umatnya untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Memiliki keyakinan yang kuat. Memiliki semangat juang yang tinggi. Menguasai dunia bukanlah cita-cita yang ringan. Itulah cita-cita Rasulullah dan bukan mimpi sebab kini terbukti. Rhenald Kasali mengatakan, “Orang-orang besar, selalu melihat sesuatu sebelum orang lain melihatnya, bahkan menyadarinya. Lalu mereka mewujudkannya.”
Apakah kita sudah menetapkan apa yang akan kita raih esok hari? (gusWAH)