Pengalaman Masa Kecil, Antara Kesuksesan dan Kegagalan
Disebutkan bahwasanya saat Muhammad berusia 9 tahun (riwayat lain 12 tahun), ia berkeras untuk ikut pamannya berdagang ke negeri Syam. Dalam perjalanan ini, Muhammad bertemu dengan seorang rahib (pendeta) bernama Bahira atau Buhaira yang melihat tanda kenabian pada diri Muhammad.
Pengalaman dalam berdagang ini semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia Muhammad. Diriwayatkan bahwa ketika Muhammad berumur 16 tahun, ia ikut pamannya berdagang ke Yaman. (Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, Afzalurrahman, 1997)
***
Kadang kita berfikir bahwa latar belakang dan pengalaman masa kecil tidak berpengaruh pada kehidupannya setelah dewasa, namun begitu kenyatannya tidak demikian. Seluruh orang dewasa dipengaruhi oleh kehidupan masa kecilnya, tidak peduli kehidupan yang dialami itu menyenangkan atau menyedihkan. Hal itu akan membekas berupa sikap dalam menghadapi sesuatu, pola pikir, dan tingkah lakunya.
Muhammad mempunyai pengalaman yang pahit dengan terlahir sebagai anak yatim. Beliau mempunyai pengalaman yang menyenangkan ketika diasuh Halimah. Usia 6 tahun menjadi yatim piatu. Kemudian diasuh oleh kakeknya, dan dilanjutkan oleh pamannya yang paling sederhana hidupnya.
Pengalaman masa kecil itulah yang menjadi modal beliau menjadi seorang pedagang di kemudian hari. Latar belakang ini pula yang menjadikan beliau seorang pemimpin yang peduli terhadap orang yang kurang beruntung.