Skip to content

Office Location

Jl. Cerme No.24, Sidanegara, Cilacap  53223

Phone Number

(0282) 533123

Send a Message

contact@alirsyad-cilacap.or.id

Malumu Barometer Imanmu

Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah berjalan melalui seorang lelaki dari golongan anshar dan ia sedang menasihati saudaranya tentang hal sifat malu, yakni malu mengerjakan kejahatan. Kemudian Rasulullah bersabda: “Biarkanlah ia, sebab sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari keimanan.” (Muttafaq‘alaih)

Makna Hadits Secara Global

Sifat malu, sebuah sifat yang mencegah seseorang berbuat tidak baik dan mendorong untuk berbuat baik. Salah satu sifat mulia yang saat ini banyak orang yang melupakannya. Untuk itulah sekarang kita melihat orang berbuat sesuatu yang menunjukkan pelakunya tidak memiliki rasa malu sama sekali. Padahal Rasulullah menyebutkan bahwasanya rasa malu merupakan sebagian dari iman. Maksudnya adalah rasa malu seseorang menunjukkan ketebalan keimanan seseorang.

Dalam riwayat lain, Rasulullah juga pernah bersabda;

 

”Malu merupakan bagian dari keimanan.” (HR. Muslim)

Yang dimaksud dengan malu adalah malu mengerjakan keburukan atau hal-hal yang tidak sopan menurut pandangan agama maupun masyarakat umum. Karena sifat malu yang baik akan mendatangkan kebaikan sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim, bahwasannya Rasulullah bersabda:

 

“Sifat malu itu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan” dalam riwayat Muslim “Sifat malu itu baik seluruh akibatnya” atau beliau bersabda: “Malu itu semuanya baik akibatnya.”

Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah orangnya sangat pemalu melebihi pemalunya seorang gadis yang masih dipingit. Dan dalam riwayat lain disebutkan bahwa diantara hal penting yang diajarkan para nabi kepada umatnya adalah memiliki sifat malu. Sebagaimana Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: ‘Jika engkau tidak malu, perbuatlah sesukamu’.” (HR. Bukhari)

Adapun sifat malu yang membuat seseorang malu mengerjakan kebaikan atau menjadikan dirinya tidak bergaul dengan masyarakat, maka rasa malu tersebut tercela dan tidak dibenarkan oleh agama. Hal itu akan membuatnya rugi, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Mujahid:

“Tidak akan memperoleh sebuah ilmu seseorang yang pemalu (minder) dan sombong”. Aisyah berkata: Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu untuk bertanya tentang agama dan mendalaminya.

Untuk memilki sifat malu yang sebenar-benarnya, perhatikanlah apa yang disampaikan oleh Rasulullah:

 

“Hendaklah kalian malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu.” Lalu kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami malu kepada Allah, segala puji bagi Allah. “Kemudian beliau bersabda, “Bukan begitu. Malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu adalah hendaknya engkau menjaga kepala dan apa yang ada di dalamnya, menjaga perut dan apa yang masuk ke dalamnya, serta mengingat kematian dan cobaan. Siapa yang menginginkan kehidupan akhirat, maka ia harus meninggalkan perhiasan dunia dan mengutamakan akhirat daripada dunia. Siapa melakukan semua itu, maka ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu.” (HR Tirmidzi)

Faidah-faidah Hadits

  1. Pentingnya memilki sifat malu.
  2. Sifat malu akan mengantarkan seseorang untuk lebih taat
    kepada Allah.
  3. Sesunggiuhnya sifat malu bagian dari tanda keimanan
    seseorang.

 

Buku Halaqah Ke -13
1. Dukun, Hukum Mendatanginya dan Mempercayainya
2. Malumu Barometer Imanmu
3. Sunnah Mencium Hajar Aswad
4. Mengobati Sihir Dengan Sihir
5. Wajibnya Menjaga Rahasia
6. Tata Cara Thawaf Sesuai Sunnah
Back To Top
Chat dengan WhatsApp